Senin, 28 Maret 2011

Mesjid Quba Rao-Rao Batusangkar, Sumbar

Jam Gadang Bukittinggi

Jam Gadang Bukittinggi ini merupakan hadiah dari Ratu Belanda, didirikan oleh Controleur Rook Maker pada 1926 dengan arsitek perancang Putra Minangkabau Jazid dan Sutan Gigih Ameh. Jam Gadang, berdiri kokoh di pusat kota Bukittinggi dengan tinggi 26 meter, dan diameter jam sebesar 80 cm.
Bentuk atap Jam Gadang ternyata sudah 3 kali mengalami perubahan loh!! Saat penjajahan Belanda, atapnya berbentuk bulat dengan patung ayam jantan di atasnya. Nah, ketika penjajahan Jepang, bentuknya diubah menjadi seperti atap klenteng. Dan perubahan terakhir, yaitu saat Indonesia merdeka, dengan mengganti atapnya seperti rumah adat Minangkabau dan bermotifkan pucuk rebung, seperti yang kita saksikan sekarang.
Diyakini pula, bahwa mesin Jam Gadang hanya ada dua di dunia ini. Kembaran Jam Gadang ialah Big Ben, yang ada di Inggris. Mesin ini bekerja secara manual yang oleh pembuatnya, Forman, diberi nama Brixlion.